Kota Bersejarah
Tiba-tiba langkahku dihentikan. Ia memegang lenganku, lalu menatapku dan bertanya
"Mau ke mana?"
"Ke sana." ucapku sambil menunjuk ke arah dalam museum.
"Oh, hehehe..."
Aku ikut tertawa kebingungan.
Diiringi irama detak jantung yang tak menentu.
Ah! Lain kali jangan seperti itu, dong. Hampir saja aku terperangkap, terpikat senyumanmu tadi.
Kota bersejarah, bagi kita berdua. Terima kasih semesta. Senyumannya masih terngiang di kepala.
(Jakarta, 20 Januari 2019)
Komentar