Cerita dari Seorang Teman
Halo, Stalkers! Sekarang lagi
jarang nge-posting lagi. Dikarenakan tuntutan jam kuliah yang makin padat
(bohong banget! Padahal lagi ngirit kuota internet) yaaa… maklum anak kost,
akhir bulan pula hahaha.
Sekarang, gue mau meneritakan
sesuatu. Ini cerita dari salah satu temen gue. Awalnya, gue dan dua temen gue
ini lagi minta perubahan di kartu ujian kita, karena di situ tertulis jumlah
SKS-nya cuma 20. Padahal harusnya 23. Parah banget nggak tuh? PARAH KAAAN??!!!
IYA PARAAAAAAHHH BANGEEEET!!! Ehem, maaf jadi kebawa suasana.
Akhirnya, kita pun ngurusin
masalah itu besok pagi aja. Karena PTIK-nya lagi tutup alias nggak buka (ya
iyalah!) dan sebenernya kita masih di depan Gedung Rektorat, di mana para
mahasiswa duduk di sana sambil mengerjakan tugas kelompok ataupun individu.
Dan… di situ emang sinyal wifi-nya full. Nggak jarang kita liat mahasiswa
maenan laptop di sana. Tapi kita nggak tau, sebenernya mereka ngapain.
Jangan-jangaaaan…
Oke, kita langsung mulai aja ya
ceritanya. Berawal dari ngebahas SKS, pertandingan futsal kemarin antara kelas
C dan B, jadwal UTS Prodi, kita nggak tau ruangannya di mana nanti pas UTS,
rencana kelas C yang katanya mau karaoke-an tapi nggak jadi, dan akhirnya salah
satu temen gue ini cerita tentang kisah cintanya. Aduh…
Berawal dari dia ceita katanya
sempet deket sama cewek di kelas C, lalu dia pun jadi certain masa lalunya.
Awas! Jangan kaget loh. Kalo bisa,
kalian siapin tisu yang banyak ya. Jadi gini ceritanya, kita flashback beberapa
tahun lalu…
Waktu temen gue ini yang beberapa
jam lagi ulang tahun, dia nggak tau kalo pacarnya mau kasih kejutan buat dia
malem-malem. Semuanya udah dipersiapin dengan bantuan ibu si pacarnya temen
gue. Ya ampun, dibantuin sama ibunya. Selama ini gue belum pernah ngalamin
kayak gitu. Jadi pengen.
Namun, rencananya gagal sudah.
Saat pacarnya on the way ke asramanya temen gue, terjadilah sebuah kecelakaan
yang menimpa pacarnya itu bersama temannya. Saat itu sudah hampir tengah malam.
Teman gue ini diberitahu dan bergegaslah dia ke TKP dengan mengendarai motor.
Sampai di sana, dia menggendong pacarnya dan berusaha mencari tumpangan untuk
ke rumah sakit. Dan katanya, mobil yang menabrak motor pacarnya itu juga
hancur.
Temen gue ini benar-benar
mengikuti semua proses, dari pacarnya di rumah sakit, sampai akhirnya sekitar
dini hari… pacarnya sudah pergi jauh, benar-benar jauh. Takdir sudah
memanggilnya untuk pulang. Keluarga dan sahabatnya pun merasa benar-benar
kehilangan. Terutama temen gue ini. Empat tahun menjalani suka-duka bersama,
sekarang semua berakhir sampai di sini.
Yang gue pelajarin dari cerita ini
sih, kita harus siap menghadapi kenyataan. Kehilangan orang yang kita saying
emang bikin sedih. Tapi kalo udah takdir, kita bisa apa?
Komentar