Sebuah Surat

Selamat senja.

Aneh memang, tetapi aku sengaja menulis itu karena kamu menyukai senja. Tentu, aku menulis ini pada dini hari. Kamu tahu, itu adalah waktu produktifku. Seperti kalong memang, siang tidur lalu malam berjaga. Kamu suka senja karena warna langitnya. Kamu suka senja karena cuacanya hangat ditambah embusan angin. Kamu suka senja karena kamu menyukainya.

Aku menulis surat ini untuk kamu di masa depan. Aku adalah yang selama ini mengawasimu. Agak seram, ya? Aku ganti dengan… aku adalah orang yang menyayangimu dari jauh. Aku menulis ini untuk membuatmu tidak merasa “tidak lebih” dari orang lain.

Satu kata, bersyukurlah.

Kamu memang tidak jago dalam hal memasak. Tetapi lihat, kamu sudah berapa kali mencoba bereksperimen di dapur? Sudah berapa banyak komentar yang tidak membantumu saat kamu belum berhasil? Coba diingat kapan pertama kali kamu mencoba memasak? Apa yang kamu masak? Mengapa kamu masak? Bagaimana kamu memasak?

Sudah mulai mengingat? Aku bantu. Sejak SMP kamu mulai mencoba memasak. Berawal dari nasi goreng dengan bumbu instan. Setelah itu kamu bereksperimen membuat pancake yang lupa kamu beri gula, omelette hambar, hunkue encer, telor yang kebanyakan minyak, dan sebagainya. Pada akhirnya mau mulai bisa. Ditambah beberapa hari lalu kamu “iseng” membuat seblak dengan bahan seadanya. Hasilnya asin, lalu rasa kencurnya hanya dibagian akhir. Percobaan pertama, jadi tidak apa-apa.

Lihat, kan? Kamu sudah berusaha dan itulah hasilnya. Sekarang kamu jadi ketagihan untuk memasak. Ketagihan untuk mengunjungi dapur. Ketagihan untuk mengupas, memotong dan menggoreng. Kamu sudah ada kemajuan.

Lalu masalah gaya pakaianmu. Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Lagipula kamu memang agak susah kalau menggunakan rok. Langkah kakimu lebar, wajar saja kamu lebih suka menggunakan celana. Tetapi kamu sudah mencoba untuk menggunakan rok panjang bahkan yang membuatmu sesak dibagian pinggul. Hanya saja, langkah kakimu masih melebar. Tidak apa-apa, coba saja terus. Tidak usah dipedulikan kalau kamu tidak cocok memakai rok atau berperilaku anggun.

Sepatu? Ah, kamu pakai pantofel yang ada haknya saja mau jatuh. Ingat waktu kamu masih kecil diberi hadiah sandal wedges? Kamu gunakan, lalu kamu berjalan, tak lama kamu terjatuh dan menangis. Hahaha! Maaf. Wajar saja itu masih kanak-kanak. Sekarang kamu sudah belajar menggunakan sejenis wedges. Bisa meskipun agak melelahkan dan juga tidak bisa membuatmu berlari.

Untuk masalah gaya pakaianmu tidak perlu dipikirkan. Memangnya orang-orang tahu kalau yang kamu gunakan itu bermerk atau tidak? Beli di mana? Harganya mahal atau tidak? Yang kamu gunakan, itulah gayamu. Tetapi aku sarankan untuk menggunakan rok, ya? Ingat, alasan kamu menggunakan rok terus untuk apa? Perlu kutulis? Hahaha.

Wajah kamu… ah pada dasarnya semua perempuan itu cantik. Kalau tampan, para lelaki akan kalah saing hahaha. Sudahlah, ada salah satu di bagian wajahmu yang membuat orang-orang ingin memilikinya. Kulitmu sawo matang, tidak perlu minder. Kamu sering melihat tontonan animasi tentang basket itu, kan? Salah satu tokohya ada yang berkulit sawo matang, kan? Lihat, meski begitu dia juga banyak yang suka loh hahaha. Dia begitu karena dia mengasah kemampuannya di dalam olahraga basket. Coba, kamu asah kemampuan kamu. Dengan begitu orang akan mengagumi kemampuanmu, bukan wajahmu. Tidak perlu dipikirkan kalau masalah wajah. Biarkan saja. Tidak perlu dandan. Coba ingat, berapa kali matamu jadi korban eyeliner cair yang kamu pernah kamu pakai sendiri?

Apalagi, ya?

Kamu suka anime kan? Animasi dari Jepang itu kan? Tidak apa-apa kalau kamu menyukainya. Lagipula itu buat refrensi menggambar kamu kalau sedang bosan. Kamu juga bisa ambil beberapa contoh adegan untuk kamu menulis. Hayo, katanya kamu mau jadi penulis? Tidak apa-apa kalau menyukai hal itu dibilang aneh. Tidak perlu ikut trend. Lagipula kalau sudah tidak nge-trend bakalan ganti lagi kan? Teruskan saja. Lagipula laki-laki 2 Dimensi tidak serumit laki-laki di dunia nyata hahaha. Tetapi bukan berarti kamu membenci laki-laki di dunia nyata, meski ternyata laki-laki yang kamu suka lebih memilih yang lain. Sabar, ya.

Ngomong-ngomong, soal laki-laki yang kamu sukai apa kabar? Kapan kalian terakhir bertemu? Kamu masih menyukainya meski dia memilih yang lain? Bahkan disaat kamu masih menyukainya, entah berapa kali dan berapa banyak dia mendekati perempuan lain? Hahaha! Kuat juga hatimu. Tetapi tidak apa-apa, selanjutnya terserah kamu. Apakah kamu akan tetap menyukainya sampai dia memilih untuk mendampingi hidupnya? Hayo, siap tidak kalau dia menikah dengan yang lain? Hahaha. Selanjutnya mau apa? Kamu ungkapkan lewat puisi? Atau dibiarkan saja sampai perasaan itu mati?

Hahaha tidak apa-apa. Lagipula kamu menyukai dia karena memang suka, kan? Tidak pernah mengharapkan dia lebih? Dan.. dia yang secara tidak langsung membuatmu sedikit demi sedikit mengubah yang ada di diri kamu. Dia juga jadi inspirasi buat kamu, kan? Coba lihat tulisan-tulisanmu, ada berapa banyak nama dia yang kamu tulis dalam karyamu? Hahaha, memang beda ya yang sedang benar-benar jatuh cinta. Kamu cinta dia, tetapi dia bikin kamu ‘jatuh’.

Mungkin sampai di sini dulu suratnya, nanti lanjut lagi ya. Oh, iya, kalau kamu penasaran siapa aku? Baiklah, aku akan beritahu ke kamu. Sebenarnya, aku ini adalah dirimu.

19 Maret 2017

03:03 pagi

Komentar